Wednesday, 26 March 2014

Menikmati Gemercik Air di Kayangan

Naskah dan Foto Wahyu Jati Kusuma

Wisata Kayangan - Air yang jernih dan pemandangan hijau menjadi view menarik di lokasi Wisata Kayangan.



Melintasi kawasan perbukitan Menoreh khususnya  yang membentang di wilayah barat Yogyakarta dan timur Kabupaten Purworejo sudah sering saya lakukan. Pemandangannya yang hijau dan jalanan yang berkelok-kelok khas daerah perbukitan membuat saya selalu ingin melintasinya.

Dari sekian perjalanan, saya kerap membaca papan penunjuk arah yang bertuliskan Wisata Kayangan. Awalnya saya tak mengindahkan tulisan itu dan hanya sekedar lewat saja. Namun  pada awal tahun 2013 kemarin akhirnya saya tergoda untuk mengikuti arah papan tersebut.  Wisata Kayangan  ternyata merupakan sebuah wisata panorama alam berupa bendungan dari pertemuan dua sungai yaitu Sungai Ngiwa dan Sungai Gunturan. Pada waktu itu saya pun hanya sekedar menengok dari atas motor saja, kemudian pergi begitu saja.

Selang satu tahun kemudian saat saya berniat mencari lokasi dengan pemandangan yang hijau saya pun teringat akan Wisata Kayangan. Akhirnya, Sabtu (22/3) kemarin saya pun memutuskan untuk mendatangi tempat itu lagi.  Wisata Kayangan sendiri berada di Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Dari Kota Yogyakarta Wisata Kayangan berjarak sekitar 25 km.

Kondisi air yang dangkal dan bebatuan yang tersebar membuat kita bisa duduk-duduk diatas batu sambil bermain air.

Di Wisata Kayangan anda bisa bermain air dan menikmati gemercik suara air yang mengalir dan menyaksikan tebing yang menjulang. Tempat ini cocok bagi Anda yang penat dengan aktifitas sehari-hari dan sedang mencari wisata alam yang menyenangkan.
Saat saya datang kesana kemarin, disana tidak ada siapa-siapa, hanya ada saya sendirian. Rasanya pun semakin menyenangkan dan tenang karena tidak ada suara-suara lain selain suara alam itu sendiri. Saya pun bebas mengarahkan pandangan mata saya ke segala arah. 


Tak selang berapa lama, rombongan anak-anak usia pra sekolalah pun datang dengan didampingi oleh guru dan orang tua mereka masing-masing. Satu persatu mereka pun turun untuk bermain air, suasana pun berubah dengan kehadiran mereka. Canda dan tawa khas anak-anak usia pra sekolah yang berpadu dengan suara gemercik aliran air menjadikan suasana semakin asik. Saya pun tak merasa terganggu dengan kehadiran mereka, toh ini juga tempat umum yang siapa saja boleh datang ke sini. 




Saya pun kemudian ngobrol dengan ibu guru yang tengah mendampingi anak-anak tersebut. Menurut penuturannya di Wisata Kayangan pada bulan sapar selalu diramaikan dengan kegiatan tradisi yang mampu menarik banyak wisatawan. Tradisi itu adalah Kembul Sewu Dulur Saparan dan tradisi Ngguyang Jaran.

Kembul Sewu Dulur Saparan adalah tradisi kenduri yang dihadiri oleh masyarakat sekitar  yang datang dengan membawa makanan masing-masing, kemudian setelah doa bersama dilanjutkan dengan makan bersama. Siapa saja yang hadir boleh menikmatinya. Sedangkan Ngguyang Jaran atau dalam bahasa Indonesia yang artinya memandikan jaran adalah tradisi memandikan kuda lumping. 

“Jadi kalau lagi bulan sapar disini rame banget mas, disini juga didirikan tenda-tenda untuk kegiatan-kegiatan itu mas,” terangnya.


Setelah mendengar cerita tersebut, dalam hati saya ingin sekali melihat secara langsung tradisi Kembul Sewu Dulur Saparan. Semoga waktu dan kesempatan berpihak kepada saya.(*)
 




Tebing yang menjulang menjadi pemandangan yang menarik.



Note :

-          Untuk mencapai lokasi Wisata Kayangan, Anda sebaiknya membawa kendaraan pribadi, karena setahu saya tidak tersedia angkuitan umum.


-          Dari kota Yogyakarta anda bisa melalui rute Jalan Godean hingga ke simpang empat Kenteng. Kemudian Anda terus lurus ke arah barat atau ke arah Perbukitan Menoreh hingga Anda menemukan simpang empat kembali. Kemudian Anda ambil arah ke kanan sekitar 1 km.  Setelah berjalan sekitar 1 km, Anda akan menemukan masjid di kanan jalan. Kemudian anda masuk ke gang perkampungan yang berada persis di depan masjid sejauh lebih kurang 900an meter.  

No comments:

Post a Comment